Tiada maksud dalam hati kami yang paling dalam mengolok – olok ataupun mengkritisi apa yang telah DON terhormat di meja dewan sana, tentunya di gedung nan megah di sudut kota Jakarta yang semua orang Indonesia pasti tahu meski tak pernah menginjakkan kaki di sana. Bagaimana tidak DON yang terhormat adalah DEWA bagi kami meski kadang – kadang anda tidak berlaku seperti layaknya dewa malah melakukan hal yang sebenarnya merupakan pekerjaan iblis, maaf DON yang terhormat kami tidak bermaksud mengadili panjenengan semuanya namun kami merasa tergelitik dengan beberapa kejadian yang baru – baru ini sempat menjadi sorotan media masa yang belakangan memang ramai diperbincangkan, kami tak pantas memang menilai sesuatu hanya dari satu sisi kami, hanya berusaha bersuara meski tak banyak orang tahu. Yang terpenting dari apa yang akan kami suarakan bukanlah berapa banyak kepala yang tahu, melainkan adalah hanya sebagai opini publik sekiranya nantinya ada dari sebagian akhwat yang sukses dan dapat menduduki posisi pemerintahan semoga sudi mengingat, dan membaca apa yang kami tulis, syukur – syukur jika nantinya bermanfaat bagi pembaca umumnys.
DON yang terhormat kami sempat miris dan ingin menangis sekeras – kerasnya tatkala muncul wacana akan dibangunnya gedung para DON PUSAT ,bagaimana tidak jika kami lihat di wilayah kami mungkin hanya salah satu wilayah yang lebih beruntung dibandingkan kebanyakan daerah yang masih dari taraf cukup, namun siapa sangka jika masih ada sekian banyak kekurangan dan kelemahan di sana – sini. DON yang terhormat di satu sisi memanglah pembangunan keraton yang menghabiskan ratusan milyar bukanlah hal yang salah, namun ketika kepentingan rakyat dalam arti yang lebih luas masih jauh dari taraf sempurna belum terpenuhi tentunya akan muncul berbagai macam tanggapan dan spekulasi. Memanglah tidak etis jika wakil rakyat yang begitu bersih di meja dewan sementara ada ribuan bahkan jutaan manusia yang bertempat tinggal di kolong jembatan, bukankah ironi pula jika keraton dewan dibangun lagi sementara aja jutaan ribuan siswa miskin yang belajar di bawah atap rumbia, ada ratusan ribuan mungkin pemulung yang belum bisa mengenyam pendidikan. Begitu banyak pula para gaple yang disingkirkan dari kota tanpa ada status dan tujuan yang jelas dimana mereka seharusnya,……… Meskipun disebutkan dalam undang – undang bahwa si miskin dan terlantar seharusnya dipelihara oleh Negara, bagaimana mungkin jika dalam kenyataannya seringkali si miskin dan anak terlantar malah ditelantarkan, atau yang lebih tepat pemerintah telah kewalahan mengatur mereka.
DON yang terhormat anda memanglah bukanlah dewa tapi setidaknya kuasa yang ada pada anda seharusnya bisa benar – benar anda pertanggungjawabkan, lihatlah diri sekeluarga anda, bagaimana lagi rakyat kecil bisa percaya jika si pembuat aturan malah melanggar aturan. Masih hangat dalam telinga kita salah satu DON yang terkenal pula dalam sekandal PARIPORNO muncul belakangan, dan yang lebih anehnya statemen yang beliau keluarkan “ Ya memang saat itu suasana sidang sangat menjemukan,……bla bla bla bla………..” waw begitu entengnya sebuah tanggung jawab bagi beliau terhormat, bukankah mereka digaji dengan uang rakyat memang untuk bersidang dan memusyawarahkan serta mencari jalan keluar bagi setiap masalah bagi negeri tercinta ini ???????????????? Ya kita semua tidak dapat menyalahakan dan membenarkan salah satu pihak saja, ada benarnya jika sex adalah kebutuhan setiap orang namun ketika hal tersebut terjadi dalam kondisi yang kurang tepat tentunya hal tersebut tidak tepat lagi. Masih ingat pula akan skandal saling baku hantam para DON pada salah satu sidang istimewa, beberapa tahun belakangan, skandal titip absennya para DON yang terhormat pada sidang istimewa,wah wah wah padahal seluruh bangsa Indonesia telah ambil bagian memberikan fasilitas mobil, rumah, tunjangan, dan sebagainya tapi apa dikata jika paraDON yang terhormat dengan seenaknya membolos waktu sidang????????????? Apakah tidak malu jika di luar para DON yang terhormat begitu najis dengan para pemulung, para gaple, para preman, para kaki lima sementara hakikatnya merekalah orang – orang tersebut yang menggaji para dewan yang terhormat
Pemerintah tidak dapat memberlakukan sebuah undang – undang ataupun sebuah aturan dan apapun itu, tanpa adanya sebuah patokan sebagaimana disebutkan dalam falsafah yang diutarakan oleh Soewardi Soeryaningrat bahwa “Ing Ngarsa sung Tuladha, Ing Madya mangun karsa, Tut Wuri handayani” ya benar – benar tepat jika seorang pemimpin masa depan maupun masa kini harus memiliki jiwa tersebut. Kita tidak butuh seorang pemimpin yang hanya bisa berkoar –koar saja, ataupun seorang pemimpin yang hanya mampu bekerja saja. Kita bangsa Indonesia membutuhkan sekali sosok yang dapat memberi teladan sekaligus memberikan petuah, jadi pada intinya beliau dapat di depan memberi contoh, di tengah membangun kemauan. Intinya dimanapun yang bersangkutan berada akan selalu memberikan energi positif bagi sekelilingnya. Pemimpin yang hakiki tidak memberikan efek rasa takut bagi bawahan dan rakyatnya, malah sebaliknya pemimpin akan senantiasa memberikan rasa aman, nyaman dan terlindungi bagi semua warganya.
Sebenarnya penulis belumlah tentunya lebih baik adari apa yang sedang anda baca saat ini tapi terlepas dari itu semua Wallahu A’lam Bissawab semoga hati para DON disana senantiasa diluruskan oleh yang Maha Kuasa sehingga apa yang mereka bahas dan mereka musyawarahkan senantiasa dapat berguna bagi kita bangsa Indonesia, siapapun kita entah para preman, entah para pemulung, para gaple, para pedagang pasar, para politisi, insan pendidikan, olahragawan, seniman, budayawan dan sebagainya, yah kitaa adalah satu, kita adalah BANGSA INDONESIA
( 20/04/2011 By Utjil_Ketjil dari Malang )
0 komentar:
Posting Komentar
Monggo dikritik nggeh ???????