CATATAN KECIL YANG INGIN DIBAGIKAN KEPADA SESAMA

Blogroll

Jumat, 25 November 2022

JERIT TANGIS GURU HONORER

 Guru adalah garda terdepan penyokong keberhasilan pendidikan di sebuah bangsa termasuk di Indonesia khususnya,  terlepas apakah guru tersebut berstatus honorer, PNS, P3K guru tetap maupun guru tidak tetap yayasan, kesemuanya memegang peranan penting dalam upaya tercapainya salah satu tujuan nasional sebagaimana diamanatkan oleh undang-undang dasar seperti tersurat dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat yang berbunyi “…dan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa”. Sehingga dari situlah jelas bahwasannya Negara dalam hal ini wajib menjamin pendidikan yang layak bagi warga negara secara menyeluruh dari Sabang sampai Merauke. Guru merupakan embrio dari sekian banyak kebesaran sebuah bangsa ibarat kata segala macam profesi tidak lepas dari campur tangan seorang guru mulai dari jenjang yang paling dasar PAUD sampai perguruan tinggi sekalipun, termasuk pendidikan formal maupun non formal. Orang dan tokoh besar tidak muncul dengan sendirinya melainkan atas jasa dari seorang guru. Dengan demikian profesi guru memegang peranan penting bagi kemajuan sebuah bangsa. Ditinjau dari gambaran tersebut maka sudah sepatutnyalah profesi guru sebagai pendidik diapresiasi oleh pemerintah, hal tersebut kiranya dari tahun ke tahun menjadi fokus pemerintah terutama dalam upaya mengoptimalkan kinerja guru dengan meningkatkan kesejahteraan guru melalui banyak program mulai dari pemberian tunjangan sertifikasi kepada pendidik, program bantuan pendidikan tunjangan untuk honorer pengadaan CPNS, P3K dan sebagainya.

Terlepas dari banyaknya program pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan guru di seluruh penjuru nusantara ternyata tidak kesemuanya tersentuh, masih banyak teman-teman guru honorer yang bernasib kurang beruntung karena tak tersentuh kebijakan padahal sumbangsihnya selama ini sudah tidak diragukan lagi. Sampai saat ini masih banyak teman-teman guru yang bertahan dengan upah 200 s.d. 300 ribuan saja setiap bulan, bisa dibayangkan bagaimana guru tersebut menghidupi keluarganya, sehingga banyak kita temui di lapangan guru yang terpaksa harus bekerja serabutan tambal ban, berjualan, atau mencari kayu bakar di hutan bahkan ada yang sampai mengamen untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sangat mustahil bertahan dengan upah mengajar yang tidak manusiawi tersebut. Lebih mirisnya lagi ketika penjaringan P3K tahun 2021 kemarin teman-teman guru yang sudah puluhan tahun mengabdi yang berharap agar lulus untuk mendapatkan pengangkatan sebagai tenaga pendidik kontrak terkendala banyak hal mulai dari kesulitan mengikuti tes CBT karena usianya yang lanjut sehingga tidak familiar dengan perangkat komputer yang ada, tersingkir dengan yang muda yang memiliki sertifikat pendidik, terkendala ijazah yang tidak linier dan sebagainya. Kami menjumpai Bapak/ibu yang usianya mencapai 58 dan mengikuti tes P3K menangis karena merasa ketinggalan dengan teman-teman yang muda. Bayangkan mereka yang telah puluhan tahun mengabdi masih harus dites dengan standar kekinian melawan anak-anak muda yang notabene adalah anak didik mereka ketika masih duduk di bangku sekolah tentunya demi Nomor Induk Pegawai yang diterbitkan pemerintah. Bukankah akan adil dan berkeadilan jika standar penetapan P3K atau CPNS khususnya bagi guru dengan pengabdian bertahun-tahun dibuat sedemikian rupa yang sesuai dengan kemampuan mereka dan dikhususkan?, tentunya jika dipukul rata kemampuan berpikir tentang materi perkuliahan sebagaimana dalam tes P3K yang ada akan menyulitkan mereka untuk memenuhi standar kemampuan akademis tersebut. Seharusnya pemerintah mengapresiasi bagaimana kesabaran guru honorer dalam menghabiskan waktunya membimbing siswa siswinya dalam belajar.


Pahit getir nasib honorer tentunya tidak sampai disitu, bahkan akhir-akhir ini kita jumpai guru harus menjalani proses hukum karena dipidanakan oleh oknum wali murid dengan dalih penganiayaan maka si guru harus mendekam di balik jeruji besi, banyak penganiayaan yang dilakukan oleh siswa kepada Bapak/Ibu guru. Kondisi yang begitu memprihatinkan bagi guru honorer di Indonesia lainnya adalah bagaimana kewajiban guru honorer di beberapa sekolah negeri masih dipukul rata antara guru PNS ataupun honorer, sebut saja tentang jam pulang sekolah. Bayangkan teman-teman honorer dengan upah yang sangat tidak layak masih harus berkutat dengan kewajiban yang sama dengan PNS semisal pembuatan perangkat pembelajaran dengan biaya mandiri atau administrasi lainnya bahkan tidak jarang teman-teman honorer harus berjibaku dengan kegiatan yang seharusnya bukan menjadi tanggung jawabnya semisal sebagai operator ataupun yang lainnya, padahal untuk makan saja mereka masih harus berpikir dua tiga kali bahkan lebih. Sehingga perlu banyak perhatian dari pemerintah dalam upaya mengontrol kebijakan bagi guru-guru honorer yang telah mengabdikan dirinya selama bertahun-tahun demi kemajuan pendidikan di Indonesia, mengenai keikhlasan teman-teman guru tersebut tidak perlu kita pertanyakan lagi namun yang terpenting adalah bagaimana supaya pengorbanan mereka patut diapresiasi sebagaimana mestinya karena itu adalah hak yang mestinya mereka terima.

Share:

Rabu, 26 Oktober 2022

AKSI NYATA TOPIK 2 (KURIKULUM MERDEKA )

 


Share:

Selasa, 25 Oktober 2022

AKSI NYATA TOPIK 1 (MERDEKA BELAJAR)

 




Share:

Kamis, 06 Oktober 2022

Bapak



Masih terpatri kala masih sangat pagi

Bunyi kaleng air sumur berkericik asik

Sesekali tumpahannya menggaung karena menabrak dinding sumur

Selepas itu bunyi adzan berkumandang maka Bapakpun beranjak sholat subuh

Setidaknya setelah 60-90 kaleng air memenuhi Jeding 

Allahu Akbar takbirmu lirih, bisikanmu begitu tulus kepada Yang Esa

Kokok ayam memukul telinga saat itulah Pawon emakku mulai berasap


Bapak

Otot kulitmu yang kecoklatan bersibak keringat

Mengangkat keranjang reyot buatan paklik

Aku disisi kiri keranjang itu dengan nasi goreng buatan Emak  serta sebongkah batu disisi kanan sebagai pemberat

Keduanya menekan pundakmu erat-erat

Masih kuingat nafas itu 

Yang terengah-engah menyiratkan bebannya yang tak pernah keluar


Bapak

Tak henti engkau berikan tutur di setiap pagi agar aku sekolah dengan baik

Bapakmu ora sekolah, kowe dadio contoh kangge adek-adekmu

Di depan bara api masak pagi hari sembari meneguk kopi panas di pagi hari

Gaya itu tetap sama sepatu brog dengan kaos dan celana panjang dengan bau khas keringat sawah

Rokokmu tetaplah Suket Teki murah meriah katamu menghibur diri padahal aku tahu rupiah kita menipis bulan ini untuk SPPku dan adek-adek


Bapak

Baru kurasa bebanmu begitu berat

Makin hari serasa makin berat saja

Kepulan asap rokok cukup mewakilinya

Pelukmu mungkin sudah jarang kuterima namun lantunan doa darimu senantiasa kurasa datangnya

Setiap ucapmu yang syarat makna kurasa butuh waktu untuk bisa kuterima

Bisikmu kala itu di pinggir keramat Mangan belajar sing neriman sing penting iso ngaji iso sekolah

Amboi, bulir-bulir bening itu terjun dari mataku 

Mengingat setiap sulit yang senantiasa menghimpit

Menggambarkan cela yang biasa Bapak terima

Atau beberapa kali sumpah serapah yang menyerang membabi buta

Dari saudara, dari keluarga dari tetangga atau dari orang lain datangnya


Bapak

Aku mematung saat itu karena tak tahu harus berbuat apa

Dayaku lumpuh

Otakku masih belum dibasuh

Sungguh ototkupun masih rapuh

Kini ketika aku telah beranjak dewasa kenapa pula engkau beranjak tua

Aku masih ingin memberimu tawa dan canda

Asap rokokmu dan bau keringatmulah rinduku

Ketika aku mulai mengerti hidup mengapa engkau masih menanggung beban saja

Harusnya aku saja 

Bapak

Bolehkah sebentar saja

Kulontar saja tangisku

Jika saja bisa kuambil itu darimu 

Beban yang senantiasa menghalangi langkahmu untuk maju

Aku ingin itu

Bapak 

Maafkan anakmu yang masih membuatmu pilu






Share:

Senin, 03 Oktober 2022

Tujuan Pendidikan



Setelah mempelajari materi pada topik 1 Tujuan Pendidikan dalam materi sebelumnya saya mendapatkan banyak sekali refleksi gambaran khususnya tentang bagaimana sebaiknya saya mengajar. antara lain adalah :


Apa yang Anda rasakan sebagai murid?

Apa yang Anda pikirkan sebagai murid? 

Perilaku apa yang Anda tunjukkan sebagai murid?

Kaitannya dengan 3 hal tersebut yang dapat saya simpulkan adalah bagaimana kita sebagai guru dapat memposisikan diri sebagai murid, atau bisa juga menghayati kebutuhan murid dalam belajar, hal tersebut dapat diartikan pula sebagai memanusiakan murid dan memahami murid sebagai subjek belajar bukan sebagai objek belajar. Karena dengan cara itulah murid akan merasa nyaman dalam belajar, tentunya jika murid sudah merasa nyaman maka proses belajar akan terlaksana dengan baik sehingga tercipta pembelajaran yang bermakna. Adapun tujuan dari belajar yang bermula dari bebera Miskonsepsi belajar diantaranya adalah :


Jika kita sebagai penanggung jawab proses pembelajaran kiranya dapat menghayati mempraktikkan konsep di atas kemudian membiasakan diri kepada siswa untuk memahami hakikat dari tujuan belajar di atas serta didukung oleh pemangku kepentingan dan orang tua maka sudah pastilah belajar dalam artian merdeka belajar dan belajar yang hakiki benar-benar telah terlaksana.

Share:

Jumat, 26 Agustus 2022

MENYONGSONG KURIKULUM MERDEKA

         Belajar merupakan bagian penting dari kehidupan manusia umumnya tentunya belajar yang dimaksudkan disini adalah konsep belajar sepanjang hayat, belajar dalam artian luas yakni sebuah proses panjang baik pengetahuan maupun perilaku yang positif yang timbul karena adanya pengalaman seseorang. Hal ini tidak lepas berdasar dari proses si pembelajar mendapatkan pengalaman itu sendiri baik yang ia dapatkan dari diri sendiri maupun dari pengalaman orang lain. Pada dasarnya belajar merupakan hak dari seluruh warga Indonesia sesuai dengan amanat Undang-undang dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat tentang tujuan nasional Indonesia “……..dan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa”. Sehingga dari situlah jelas bahwasannya Negara dalam hal ini wajib menjamin pendidikan yang layak bagi warga Negara Kesatuan Republik Indonesia secara menyeluruh dari Sabang sampai Merauke. Kementerian Pendidikan yang merupakan garda terdepan penerima mandat dari pemerintah dalam melaksanakan amanat undang-undang khususnya dalam penyelenggaraan pendidikan formal di Indonesia senantiasa berusaha semaksimal mungkin menyelenggarakan pendidikan yang baik dari tahun ke tahun, hal ini tidak lepas dari tuntutan dan tantangan perkembangan zaman yang senantiasa berkembang. Salah satu usaha dalam upaya memaksimalkan hasil belajar itu sendiri adalah pergantian kurikulum salah satunya yang masih baru dan sedang dimaksimalkan sosialisasinya adalah Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka dalam arti sederhana bisa dimaknai sebagai usaha memerdekakan subjek belajar dalam hal ini adalah siswa khususnya dalam upaya memaksimalkan potensi serta minat yang ada guna hasil belajar yang lebih baik, karena sebagaimana kita tahu bahwa secara kodrat kemampuan dasar dan murid beraneka ragam sehingga kaitannya dengan konsep merdeka belajar diharapkan kurikulum ini dapat memahami kebutuhan belajar masing-masing individu sebagai subjek belajar yang unik. Hal ini tentunya tidak terlepas dari konsep sistem among yang diperkenalkan oleh Bapak Pendidikan Nasional Indonesia Ki Hajar Dewantara yakni : Ing Ngarsa Sung Tuladha Ing Madya Mangun Karsa Tut Wuri Handayani yang memiliki arti secara sederhana di depan memberi contoh, di tengah membangun kemauan dan di belakang memberikan dorongan. Dari konsep tersebut bagi kita sebagai guru tentunya akan memberikan dampak besar dalam pembelajaran jika dapat kita terapkan dalam pembelajaran khususnya dalam bermasyarakat karena dimanapun kita berada dan kapanpun kita akan senantiasa memberikan pengaruh positif khususnya bagi sekitar, jika di sekolah tentunya berdampak pada maksimalnya potensi peserta didik atas dasar sikap kita tersebut.

Share:

Selasa, 21 Juni 2022

RANGKUMAN MATERI PENGGALANG



Barangkali ada yang membutuhkan, berikut ini kami bagikan rangkuman materi khususnya bagi pramuka penggalang yang sempat kami himpun ketika kami membantu latihan pramuka yang diselenggarakan di gudep wilayah kwartir ranting Ngantang.

Jika ada beberapa materi yang kurang Update karena adanya perubahan PP Gerakan Pramuka ataupun yang lainnya harap dimaklumi dan kami persilakan untuk disempurnakan secara mandiri karena file yang kami bagikan berupa Word, Demikian Mohon menjadikan maklum.

Materi DAPAT DIDOWNLOAD ==> DISINI 
Share:

Minggu, 03 April 2022

Minyak Langka di Negeri Konoha

Peliknya negeri konoha akhir-akhir ini

Dengan seabrek ceritanya

Dengan sejuta kisah sendu kelangkaan minyak

Rakyat jelata menjerit sejadi-jadinya

Teranglah bahwa kita surga daripada sawit

Nyatanya entah kemana lemak emas itu menyingkir, ketika harganya normal saja

Si emas melambungkan harga tetiba berserakanlah stoknya di segala penjuru negeri 


Makde romlah tukang gorengan tak henti-hentinya nyinyir

Sudah pastilah, pikirannya berputar mengolah jualannya yang hampir mampus

Karena nyatanya gorenganlah baginya susu dan popok si Panji anak semata wayangnya

Koh Aceng tukang Kentaki masih memaki diri sendiri, bagaimana mengakali bisnisnya

Akupun tak henti membatin, kenapa tempe goreng, ayam goreng, eseng tahu tempe sudah langka di meja makan

Jatah duit udud bapakku juga berkurang, berkat omelan simbok yang menyadarkanku
"Saiki lengo larang pak, regone larang ning barange ora ono warung ngendi-ngendi"


Ya setidaknya meskipun kata si Embok Iku semuanya kudu diinstal ulang

Gak usah banyak goreng, kukus saja, bakar saja atau apalah alternatif lainnya

Kita gak boleh nangis ya??

Masalahnya minnyak bukan cuma urusan nggoreng mbokde

Ini bisa jadi urusan uang saku, pampers, uang beli susu atau mungkin uang berobat

Pak dewan mencak-mencak di tipi nyatanya enggak ditanggapi dek menteri

Apalagi kami

Kami yang kecil disini

Yang hanya terima jadi

Apa yang didok

Apa yang disepakati


Ya kami kudu legowo saja jika minyak jadi membumbung tinggi

Kabar angin kemarin minyak motor ngikut meninggi

Tadi pagi uput-uput langsung kutahu harganya jadi berubah

Siapa berulah jelas bukan pak lurah

Apalah daya kami hanya gigit jari

Kepada siapa hendak kami bercerita

Sebab kami takpunya cinta 

Karena tiada cinta di negeri konoha


Share:

Senin, 07 Maret 2022

Senin, 01 November 2021

PERAN PGRI DI ERA MERDEKA BELAJAR DALAM BINGKAI GURU MENOLAK MENYERAH KARENA CORONA



Pendidikan merupakan hal yang sangat vital terutama bagi kemajuan sebuah bangsa, sejarah membuktikan bahwa prestasi sebuah negara dalam segala hal berawal dari kemajuan pendidikan itu negara itu sendiri. Sebut saja Jepang yang merupakan negara dengan seabrek prestasi berbasis teknologi mulai yang paling sederhana jam dinding, mobil mainan karya siswa SMP sampai dengan teknologi tinggi robotik maupun elektronik serta otomotif merupakan buah manis dari sistem pendidikan negara Jepang yang terkenal disiplin dan menekankan tanggung jawab terutama bagi siswa-siswinya. China yang merupakan negara dengan prestasi olahraga paling moncer di dunia hampir di semua cabang olahraga tentunya juga tidak lepas dari keberhasilan khususnya pendidikan olahraga sejak dini yang yang diberlakukan China. Saat ini Singapura yang merupakan dengan luas negara setara dengan luas wilayah provinsi DKI Jakarta menjelma menjadi negara dengan peringkat pertama pendidikan di tingkat ASEAN  serta peringkat pendidikan ke-21 secara global, sedangkan Indonesia menepati urutan ke-4 di tingkat ASEAN dan peringkat ke-70 tingkat global.

Terdapat 3 fungsi tugas guru menurut UU 24 tahun 2014 yakni guru sebagai pengajar, guru sebagai pendidik dan guru sebagai pemimpin, Kaitannya tugas guru sebagai pengajar merupakan kewajiban pokok seorang guru dalam hal ini adalah dalam upaya menyelenggarakan pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas kepada peserta didik dengan kata lain adalah olah piker peserta didik. Selain tugas guru sebagai pengajar tugas guru sebagai pendidik tidak kalah penting hal ini selaras bahwa keberhasilan guru dalam menyelenggarakan pendidikan adalah tumbuhnya pribadi yang berbudi luhur dan hal tersebut mengerucut pada proses mendidik perilaku peserta didik dalam kegiatan sehari-hari. Tugas guru sebagai pemimpin adalah dalam rangka menjadi panutan, pathokan perilaku baik siswa, warga sekolah maupun masyarakat terutama dalam menyikapi kebijakan yang diberlakukan oleh pemerintah, sampai saat ini masyarakat akan memandang bahwa seorang guru merupakan pribadi yang serba bisa hal ini bisa kita amati dalam kehidupan sehari-hari misalkan penjukan guru menjadi ketua RT, takmir masjid maupun mushola, permintaan tolong sebagai panitia pemilihan umum maupun terima sambutan kondangan perkawinan dan lain sebagainya.

Konsep merdeka belajar yang diperkenalkan oleh Menteri Pendidikan Nasional (Bapak Nadhiem Makarim) yang sering dipanggil Mas Menteri secara garis besar merombak sistem pendidikan dengan mengubah konsep Ujian Nasional yang selama ini dilakukan dengan Asesmen Kompetensi Minimal (AKM) dan survey lingkungan sekolah yang merupakan manifestasi dari  orientasi belajar berusat  pada peserta didik, Sebelumnya konsep belajar konvensional berpusat pada guru dan memposisikan guru sebagai sumber belajar tunggal hendaknya dirubah seiring dengan perkembangan kemajuan zaman karena sebetulnya dewasa ini banyak sekali sumber belajar yang dapat dimanfaatkan oleh peserta didik seperti internet melalui leptop, komputer, tablet, HP, TV Edukasi, surat kabar, majalah, youtube dsb. Hal ini sangat difasilitasi oleh kementerian pendidikan nasional misalnya melalui pembangunan website portal rumah belajar https://belajar.kemdikbud.go.id/ yang memberikan support khususnya dalam memberikan layanan terbaik pembelajaran bagi siswa. Di sisi lain dalam rangka mengembangkan kompetensi guru kementerian pendidikan menyelenggarakan berbagai macam diklat, workshop, pelatihan dan sebagainya yang dapat diikuti oleh guru misalkan melalui https://gurubelajardanberbagi.kemdikbud.go.id/ hal ini merupakan salah satu dampak positif khususnya dalam perkembangan teknologi dalam bidang pendidikan. PGRI sebagai organisasi keprofesian bagi guru ambil peran yang sangat besar dalam upaya mensukseskan program merdeka belajar yang digagas oleh Mas Menteri sebut saja dengan penyelenggaran berbagai macam diklat berbasis teknologi yang diselenggarakan oleh PGRI baik tingkat Nasional, wilayah maupun cabang.

Tantangan belajar khususnya bagi guru bertambah dengan adanya goncangan berat mulai akhir tahun 2019 dan awal 2020 yakni dengan munculnya pandemic covid 19 yang mengguncang seluruh dunia, guru saat itu hingga kini dihadapkan pada pilihan untuk mengubah metode belajar yang selama dilaksanakan dengan tatap muka dengan cara non tatap muka karena alasan keamanan. Meskipun banyak kekurangan khususnya dalam hal pembelajaran non tatap muka, di sisi lain muncul sisi positif yakni banyak inovasi yang dilakukan guru dalam rangka mengusahakan pembelajaran yang baik bagi peserta didik mulai dengan metode memaksimalkna group WA, maupun telegram, tatap muka maya semisal zoom, g-meet, office teams dll , pembuatan media belajar berbasis youtube maupun video pembelajaran lain, pembuatan kuis berbasis g-form, quiziss, office form dan sebagainya. Akibat dari kondisi tersebut maka pembelajaran berbasis Blended  Learning yang selama ini hanya dipakai oleh guru-guru muda secara berangsur-angsur beralih menjadi pilihan terbaik khususnya dalam penyelenggaran kegiatan belajar mengajar pada masa pandemi bagi semua usia guru. Selaras dengan kebijakan kementerian pendidikan tentang Merdeka Belajar dan tuntutan pembelajaran abad 21 PGRI selaku bagian takterpisahkan dari sejarah perjuangan guru di Indonesia turut memberikan andil besar khususnya dalam mengupayakan peningkatan kompetensi bagi guru baik PNS maupun Non PNS khususnya di masa pandemi diantaranya dengan :

1.    Penyelenggaraan berbagai macam pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi guru misalkan dengan penyelenggaraan pelatihan Google Workspace Education, Pelatihan Pembuatan Media Ajar berbasis Video, Canva, Quiziss, Office 365, mendongeng bagi guru TK dan PAUD dsb.

2.    Penyelenggaraan workshop secara daring khususnya bagi masyarakat, wali murid dalam mendukung pembelajaran di era daring di rumah merupakan wujud nyata usaha PGRI dalam mewujudkan konsep merdeka belajar.

3.    Sejalan dengan adanya rekruitmen tenaga guru dalam hal ini adalah P3K dan program sejuta guru dari kementerian Pendidikan nasional maka PGRI senantiasa mengawal program tersebut mulai dari awal sampai saat ini hal ini nyata terwujud dengan adanya afirmasi khususnya bagi guru dengan usia 35+, afirmasi  bagi usia 50+, dan afirmasi bagi guru pemegang serdik. Hal ini tentunya memberikan angin segar khususnya bagi guru-guru yang sekian lama mengabdi sebagai honorer di sekolah khususnya dalam meningkatkan kesejahteraannya.

4.    PGRI secara konsisten memberikan bantuan hukum khususnya bagi guru karena dewasa ini tidak sedikit guru yang harus berurusan dengan hukum sebut saja beberapa kasus kekerasan terhadap guru yang dilakukan baik oleh siswa maupun oleh wali murid dsb sehingga dalam menjalankan kewajiban dan tugasnya guru merasa terlindungi.

Terlepas dari peran PGRI di atas, masih banyak wujud nyata usaha PGRI dalam mendukung serta usaha memaksimalkan pendidikan di Indonesia, akhirnya dalam rangka Hari Guru Nasional (HGN 2021) tagar #GuruMenolakMenyerahkarenaCorona hendaknya bisa memberikan spirit tersendiri bagi guru dalam mengupayakan pelayanan Pendidikan yang maksimal bagi peserta didik meskipun dalam kondisi pandemic dengan segala keterbatasan yang ada, Selamat Hari Guru nasional 2021 “Bangkit Guruku, Maju Negeriku, Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh”

Share:

Senin, 07 September 2020

HARI JADI NGANTANG


 

Share:

JERIT TANGIS GURU HONORER

  Guru adalah garda terdepan penyokong keberhasilan pendidikan di sebuah bangsa termasuk di Indonesia khususnya,   terlepas apakah guru ters...

Blogger news

BTemplates.com

Diberdayakan oleh Blogger.

Cari Blog Ini

Blog Archive

Pages

Pages - Menu

Pages