CATATAN KECIL YANG INGIN DIBAGIKAN KEPADA SESAMA

Blogroll

Kamis, 06 Oktober 2022

Bapak



Masih terpatri kala masih sangat pagi

Bunyi kaleng air sumur berkericik asik

Sesekali tumpahannya menggaung karena menabrak dinding sumur

Selepas itu bunyi adzan berkumandang maka Bapakpun beranjak sholat subuh

Setidaknya setelah 60-90 kaleng air memenuhi Jeding 

Allahu Akbar takbirmu lirih, bisikanmu begitu tulus kepada Yang Esa

Kokok ayam memukul telinga saat itulah Pawon emakku mulai berasap


Bapak

Otot kulitmu yang kecoklatan bersibak keringat

Mengangkat keranjang reyot buatan paklik

Aku disisi kiri keranjang itu dengan nasi goreng buatan Emak  serta sebongkah batu disisi kanan sebagai pemberat

Keduanya menekan pundakmu erat-erat

Masih kuingat nafas itu 

Yang terengah-engah menyiratkan bebannya yang tak pernah keluar


Bapak

Tak henti engkau berikan tutur di setiap pagi agar aku sekolah dengan baik

Bapakmu ora sekolah, kowe dadio contoh kangge adek-adekmu

Di depan bara api masak pagi hari sembari meneguk kopi panas di pagi hari

Gaya itu tetap sama sepatu brog dengan kaos dan celana panjang dengan bau khas keringat sawah

Rokokmu tetaplah Suket Teki murah meriah katamu menghibur diri padahal aku tahu rupiah kita menipis bulan ini untuk SPPku dan adek-adek


Bapak

Baru kurasa bebanmu begitu berat

Makin hari serasa makin berat saja

Kepulan asap rokok cukup mewakilinya

Pelukmu mungkin sudah jarang kuterima namun lantunan doa darimu senantiasa kurasa datangnya

Setiap ucapmu yang syarat makna kurasa butuh waktu untuk bisa kuterima

Bisikmu kala itu di pinggir keramat Mangan belajar sing neriman sing penting iso ngaji iso sekolah

Amboi, bulir-bulir bening itu terjun dari mataku 

Mengingat setiap sulit yang senantiasa menghimpit

Menggambarkan cela yang biasa Bapak terima

Atau beberapa kali sumpah serapah yang menyerang membabi buta

Dari saudara, dari keluarga dari tetangga atau dari orang lain datangnya


Bapak

Aku mematung saat itu karena tak tahu harus berbuat apa

Dayaku lumpuh

Otakku masih belum dibasuh

Sungguh ototkupun masih rapuh

Kini ketika aku telah beranjak dewasa kenapa pula engkau beranjak tua

Aku masih ingin memberimu tawa dan canda

Asap rokokmu dan bau keringatmulah rinduku

Ketika aku mulai mengerti hidup mengapa engkau masih menanggung beban saja

Harusnya aku saja 

Bapak

Bolehkah sebentar saja

Kulontar saja tangisku

Jika saja bisa kuambil itu darimu 

Beban yang senantiasa menghalangi langkahmu untuk maju

Aku ingin itu

Bapak 

Maafkan anakmu yang masih membuatmu pilu






Share:

Related Posts:

2 komentar:

  1. Luar Biasa menyentuh kalbu, lanjutkan karya terbaikmu kakak :)

    BalasHapus

Monggo dikritik nggeh ???????

PPDB SDN Jerukwangi

 

Blogger news

BTemplates.com

Diberdayakan oleh Blogger.

Cari Blog Ini

Blog Archive

Pages

Pages - Menu

Pages