Kamis, 20 Maret 2025
Senin, 20 Maret 2023
Merdeka Belajar
Kurikulum merdeka dimaknai sebagai upaya memerdekakan belajar itu sendiri ditinjau dari berbagai aspek, mulai dari Merdeka ditinjau dari guru sebagai pemimpin pembelajaran, sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan formal khususnya maupun ditinjau dari siswa sebagai subjek pendidikan. Hal ini tentunya tidak terlepas dari konsep sistem among yang diperkenalkan oleh Bapak PendidikaN Nasional Indonesia Ki Hajar Dewantara yakni :
Ing Ngarsa Sung Tuladha
Ing Madya Mangun Karsa
Tut Wuri Handayani
yang memiliki arti secara sederhana di depan memberi contoh, di tengah membangun kemauan dan di belakang memberikan dorongan. Dari konsep tersebut bagi kita sebagai guru tentunya akan memberikan dampak besar dalam pembelajaran jika dapat kita terapkan dalam pembelajaran khususnya dalam bermasyarakat karena dimanapun kita berada dan kapanpun kita akan senantiasa memberikan pengaruh positif khususnya bagi sekitar, jika di sekolah tentunya berdampak pada maksimalnya potensi peserta didik atas dasar sikap kita tersebut.
Merdeka menurut Ki Hajar Dewantara dapat diartikan sebagai tidak hidup terperintah, mampu berdiri sendiri dan memerintah/menentukan sikap terhadap diri sendiri. Tujuan dari pendidikan menurut Ki Hajar Dewatantara adalah menuntun segala kodrat yang ada pada diri anak/manusia untuk mencapai kebahagian dan keselamatan sebagai diri sendiri dan sebagai anggota masyarakat. Jika kita kupas lebih dalam tentang tujuan pendidikan maka konsep Medeka Belajar tentunlah cocok dengan tujuan yang dicetuskan oleh Bapak Pendidikan karena dengan merdeka belajarlah maka diharapkan kita mampu menghargai segala kodrat anak sejak lahir sebagai contoh asesmen belajar dalam Kurikulum Merdeka merupakan wujud nyata Implementasi Kurmer itu sendiri.
Jumat, 25 November 2022
JERIT TANGIS GURU HONORER
Guru adalah garda terdepan penyokong keberhasilan pendidikan di sebuah bangsa termasuk di Indonesia khususnya, terlepas apakah guru tersebut berstatus honorer, PNS, P3K guru tetap maupun guru tidak tetap yayasan, kesemuanya memegang peranan penting dalam upaya tercapainya salah satu tujuan nasional sebagaimana diamanatkan oleh undang-undang dasar seperti tersurat dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat yang berbunyi “…dan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa”. Sehingga dari situlah jelas bahwasannya Negara dalam hal ini wajib menjamin pendidikan yang layak bagi warga negara secara menyeluruh dari Sabang sampai Merauke. Guru merupakan embrio dari sekian banyak kebesaran sebuah bangsa ibarat kata segala macam profesi tidak lepas dari campur tangan seorang guru mulai dari jenjang yang paling dasar PAUD sampai perguruan tinggi sekalipun, termasuk pendidikan formal maupun non formal. Orang dan tokoh besar tidak muncul dengan sendirinya melainkan atas jasa dari seorang guru. Dengan demikian profesi guru memegang peranan penting bagi kemajuan sebuah bangsa. Ditinjau dari gambaran tersebut maka sudah sepatutnyalah profesi guru sebagai pendidik diapresiasi oleh pemerintah, hal tersebut kiranya dari tahun ke tahun menjadi fokus pemerintah terutama dalam upaya mengoptimalkan kinerja guru dengan meningkatkan kesejahteraan guru melalui banyak program mulai dari pemberian tunjangan sertifikasi kepada pendidik, program bantuan pendidikan tunjangan untuk honorer pengadaan CPNS, P3K dan sebagainya.
Terlepas dari banyaknya program pemerintah dalam
upaya meningkatkan kesejahteraan guru di seluruh penjuru nusantara ternyata
tidak kesemuanya tersentuh, masih banyak teman-teman guru honorer yang bernasib
kurang beruntung karena tak tersentuh kebijakan padahal sumbangsihnya selama
ini sudah tidak diragukan lagi. Sampai saat ini masih banyak teman-teman guru
yang bertahan dengan upah 200 s.d. 300 ribuan saja setiap bulan, bisa
dibayangkan bagaimana guru tersebut menghidupi keluarganya, sehingga banyak
kita temui di lapangan guru yang terpaksa harus bekerja serabutan tambal ban, berjualan,
atau mencari kayu bakar di hutan bahkan ada yang sampai mengamen untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Sangat mustahil bertahan dengan upah mengajar yang tidak
manusiawi tersebut. Lebih mirisnya lagi ketika penjaringan P3K tahun 2021
kemarin teman-teman guru yang sudah puluhan tahun mengabdi yang berharap agar
lulus untuk mendapatkan pengangkatan sebagai tenaga pendidik kontrak terkendala
banyak hal mulai dari kesulitan mengikuti tes CBT karena usianya yang lanjut
sehingga tidak familiar dengan perangkat komputer yang ada, tersingkir dengan
yang muda yang memiliki sertifikat pendidik, terkendala ijazah yang tidak
linier dan sebagainya. Kami menjumpai Bapak/ibu yang usianya mencapai 58 dan
mengikuti tes P3K menangis karena merasa ketinggalan dengan teman-teman yang
muda. Bayangkan mereka yang telah puluhan tahun mengabdi masih harus dites
dengan standar kekinian melawan anak-anak muda yang notabene adalah anak didik
mereka ketika masih duduk di bangku sekolah tentunya demi Nomor Induk Pegawai yang diterbitkan pemerintah. Bukankah akan adil
dan berkeadilan jika standar penetapan P3K atau CPNS khususnya bagi guru dengan
pengabdian bertahun-tahun dibuat sedemikian rupa yang sesuai dengan kemampuan
mereka dan dikhususkan?, tentunya jika dipukul rata kemampuan berpikir tentang
materi perkuliahan sebagaimana dalam tes P3K yang ada akan menyulitkan mereka
untuk memenuhi standar kemampuan akademis tersebut. Seharusnya pemerintah
mengapresiasi bagaimana kesabaran guru honorer dalam menghabiskan waktunya
membimbing siswa siswinya dalam belajar.
Pahit getir nasib honorer tentunya tidak sampai disitu, bahkan akhir-akhir ini kita jumpai guru harus menjalani proses hukum karena dipidanakan oleh oknum wali murid dengan dalih penganiayaan maka si guru harus mendekam di balik jeruji besi, banyak penganiayaan yang dilakukan oleh siswa kepada Bapak/Ibu guru. Kondisi yang begitu memprihatinkan bagi guru honorer di Indonesia lainnya adalah bagaimana kewajiban guru honorer di beberapa sekolah negeri masih dipukul rata antara guru PNS ataupun honorer, sebut saja tentang jam pulang sekolah. Bayangkan teman-teman honorer dengan upah yang sangat tidak layak masih harus berkutat dengan kewajiban yang sama dengan PNS semisal pembuatan perangkat pembelajaran dengan biaya mandiri atau administrasi lainnya bahkan tidak jarang teman-teman honorer harus berjibaku dengan kegiatan yang seharusnya bukan menjadi tanggung jawabnya semisal sebagai operator ataupun yang lainnya, padahal untuk makan saja mereka masih harus berpikir dua tiga kali bahkan lebih. Sehingga perlu banyak perhatian dari pemerintah dalam upaya mengontrol kebijakan bagi guru-guru honorer yang telah mengabdikan dirinya selama bertahun-tahun demi kemajuan pendidikan di Indonesia, mengenai keikhlasan teman-teman guru tersebut tidak perlu kita pertanyakan lagi namun yang terpenting adalah bagaimana supaya pengorbanan mereka patut diapresiasi sebagaimana mestinya karena itu adalah hak yang mestinya mereka terima.
Rabu, 26 Oktober 2022
Selasa, 25 Oktober 2022
Kamis, 06 Oktober 2022
Bapak
Masih terpatri kala masih sangat pagi
Bunyi kaleng air sumur berkericik asik
Sesekali tumpahannya menggaung karena menabrak dinding sumur
Selepas itu bunyi adzan berkumandang maka Bapakpun beranjak sholat subuh
Setidaknya setelah 60-90 kaleng air memenuhi Jeding
Allahu Akbar takbirmu lirih, bisikanmu begitu tulus kepada Yang Esa
Kokok ayam memukul telinga saat itulah Pawon emakku mulai berasap
Bapak
Otot kulitmu yang kecoklatan bersibak keringat
Mengangkat keranjang reyot buatan paklik
Aku disisi kiri keranjang itu dengan nasi goreng buatan Emak serta sebongkah batu disisi kanan sebagai pemberat
Keduanya menekan pundakmu erat-erat
Masih kuingat nafas itu
Yang terengah-engah menyiratkan bebannya yang tak pernah keluar
Bapak
Tak henti engkau berikan tutur di setiap pagi agar aku sekolah dengan baik
Bapakmu ora sekolah, kowe dadio contoh kangge adek-adekmu
Di depan bara api masak pagi hari sembari meneguk kopi panas di pagi hari
Gaya itu tetap sama sepatu brog dengan kaos dan celana panjang dengan bau khas keringat sawah
Rokokmu tetaplah Suket Teki murah meriah katamu menghibur diri padahal aku tahu rupiah kita menipis bulan ini untuk SPPku dan adek-adek
Bapak
Baru kurasa bebanmu begitu berat
Makin hari serasa makin berat saja
Kepulan asap rokok cukup mewakilinya
Pelukmu mungkin sudah jarang kuterima namun lantunan doa darimu senantiasa kurasa datangnya
Setiap ucapmu yang syarat makna kurasa butuh waktu untuk bisa kuterima
Bisikmu kala itu di pinggir keramat Mangan belajar sing neriman sing penting iso ngaji iso sekolah
Amboi, bulir-bulir bening itu terjun dari mataku
Mengingat setiap sulit yang senantiasa menghimpit
Menggambarkan cela yang biasa Bapak terima
Atau beberapa kali sumpah serapah yang menyerang membabi buta
Dari saudara, dari keluarga dari tetangga atau dari orang lain datangnya
Bapak
Aku mematung saat itu karena tak tahu harus berbuat apa
Dayaku lumpuh
Otakku masih belum dibasuh
Sungguh ototkupun masih rapuh
Kini ketika aku telah beranjak dewasa kenapa pula engkau beranjak tua
Aku masih ingin memberimu tawa dan canda
Asap rokokmu dan bau keringatmulah rinduku
Ketika aku mulai mengerti hidup mengapa engkau masih menanggung beban saja
Harusnya aku saja
Bapak
Bolehkah sebentar saja
Kulontar saja tangisku
Jika saja bisa kuambil itu darimu
Beban yang senantiasa menghalangi langkahmu untuk maju
Aku ingin itu
Bapak
Maafkan anakmu yang masih membuatmu pilu
Senin, 03 Oktober 2022
Tujuan Pendidikan
Setelah mempelajari materi pada topik 1 Tujuan Pendidikan dalam materi sebelumnya saya mendapatkan banyak sekali refleksi gambaran khususnya tentang bagaimana sebaiknya saya mengajar. antara lain adalah :
Apa yang Anda rasakan sebagai murid?
Apa yang Anda pikirkan sebagai murid?
Perilaku apa yang Anda tunjukkan sebagai murid?
Kaitannya dengan 3 hal tersebut yang dapat saya simpulkan adalah bagaimana kita sebagai guru dapat memposisikan diri sebagai murid, atau bisa juga menghayati kebutuhan murid dalam belajar, hal tersebut dapat diartikan pula sebagai memanusiakan murid dan memahami murid sebagai subjek belajar bukan sebagai objek belajar. Karena dengan cara itulah murid akan merasa nyaman dalam belajar, tentunya jika murid sudah merasa nyaman maka proses belajar akan terlaksana dengan baik sehingga tercipta pembelajaran yang bermakna. Adapun tujuan dari belajar yang bermula dari bebera Miskonsepsi belajar diantaranya adalah :
Jumat, 26 Agustus 2022
MENYONGSONG KURIKULUM MERDEKA
Belajar merupakan bagian penting dari kehidupan manusia umumnya tentunya belajar yang dimaksudkan disini adalah konsep belajar sepanjang hayat, belajar dalam artian luas yakni sebuah proses panjang baik pengetahuan maupun perilaku yang positif yang timbul karena adanya pengalaman seseorang. Hal ini tidak lepas berdasar dari proses si pembelajar mendapatkan pengalaman itu sendiri baik yang ia dapatkan dari diri sendiri maupun dari pengalaman orang lain. Pada dasarnya belajar merupakan hak dari seluruh warga Indonesia sesuai dengan amanat Undang-undang dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat tentang tujuan nasional Indonesia “……..dan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa”. Sehingga dari situlah jelas bahwasannya Negara dalam hal ini wajib menjamin pendidikan yang layak bagi warga Negara Kesatuan Republik Indonesia secara menyeluruh dari Sabang sampai Merauke. Kementerian Pendidikan yang merupakan garda terdepan penerima mandat dari pemerintah dalam melaksanakan amanat undang-undang khususnya dalam penyelenggaraan pendidikan formal di Indonesia senantiasa berusaha semaksimal mungkin menyelenggarakan pendidikan yang baik dari tahun ke tahun, hal ini tidak lepas dari tuntutan dan tantangan perkembangan zaman yang senantiasa berkembang. Salah satu usaha dalam upaya memaksimalkan hasil belajar itu sendiri adalah pergantian kurikulum salah satunya yang masih baru dan sedang dimaksimalkan sosialisasinya adalah Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka dalam arti sederhana bisa dimaknai sebagai usaha memerdekakan subjek belajar dalam hal ini adalah siswa khususnya dalam upaya memaksimalkan potensi serta minat yang ada guna hasil belajar yang lebih baik, karena sebagaimana kita tahu bahwa secara kodrat kemampuan dasar dan murid beraneka ragam sehingga kaitannya dengan konsep merdeka belajar diharapkan kurikulum ini dapat memahami kebutuhan belajar masing-masing individu sebagai subjek belajar yang unik. Hal ini tentunya tidak terlepas dari konsep sistem among yang diperkenalkan oleh Bapak Pendidikan Nasional Indonesia Ki Hajar Dewantara yakni : Ing Ngarsa Sung Tuladha Ing Madya Mangun Karsa Tut Wuri Handayani yang memiliki arti secara sederhana di depan memberi contoh, di tengah membangun kemauan dan di belakang memberikan dorongan. Dari konsep tersebut bagi kita sebagai guru tentunya akan memberikan dampak besar dalam pembelajaran jika dapat kita terapkan dalam pembelajaran khususnya dalam bermasyarakat karena dimanapun kita berada dan kapanpun kita akan senantiasa memberikan pengaruh positif khususnya bagi sekitar, jika di sekolah tentunya berdampak pada maksimalnya potensi peserta didik atas dasar sikap kita tersebut.
Selasa, 21 Juni 2022
RANGKUMAN MATERI PENGGALANG
Jika ada beberapa materi yang kurang Update karena adanya perubahan PP Gerakan Pramuka ataupun yang lainnya harap dimaklumi dan kami persilakan untuk disempurnakan secara mandiri karena file yang kami bagikan berupa Word, Demikian Mohon menjadikan maklum.
Minggu, 03 April 2022
Minyak Langka di Negeri Konoha
Peliknya negeri konoha akhir-akhir ini
Dengan seabrek ceritanya
Dengan sejuta kisah sendu kelangkaan minyak
Rakyat jelata menjerit sejadi-jadinya
Teranglah bahwa kita surga daripada sawit
Nyatanya entah kemana lemak emas itu menyingkir, ketika harganya normal saja
Si emas melambungkan harga tetiba berserakanlah stoknya di segala penjuru negeri
Makde romlah tukang gorengan tak henti-hentinya nyinyir
Sudah pastilah, pikirannya berputar mengolah jualannya yang hampir mampus
Karena nyatanya gorenganlah baginya susu dan popok si Panji anak semata wayangnya
Koh Aceng tukang Kentaki masih memaki diri sendiri, bagaimana mengakali bisnisnya
Akupun tak henti membatin, kenapa tempe goreng, ayam goreng, eseng tahu tempe sudah langka di meja makan
Jatah duit udud bapakku juga berkurang, berkat omelan simbok yang menyadarkanku
"Saiki lengo larang pak, regone larang ning barange ora ono warung ngendi-ngendi"
Ya setidaknya meskipun kata si Embok Iku semuanya kudu diinstal ulang
Gak usah banyak goreng, kukus saja, bakar saja atau apalah alternatif lainnya
Kita gak boleh nangis ya??
Masalahnya minnyak bukan cuma urusan nggoreng mbokde
Ini bisa jadi urusan uang saku, pampers, uang beli susu atau mungkin uang berobat
Pak dewan mencak-mencak di tipi nyatanya enggak ditanggapi dek menteri
Apalagi kami
Kami yang kecil disini
Yang hanya terima jadi
Apa yang didok
Apa yang disepakati
Ya kami kudu legowo saja jika minyak jadi membumbung tinggi
Kabar angin kemarin minyak motor ngikut meninggi
Tadi pagi uput-uput langsung kutahu harganya jadi berubah
Siapa berulah jelas bukan pak lurah
Apalah daya kami hanya gigit jari
Kepada siapa hendak kami bercerita
Sebab kami takpunya cinta
Karena tiada cinta di negeri konoha