Rabu, 26 Oktober 2022
Selasa, 25 Oktober 2022
Kamis, 06 Oktober 2022
Bapak
Masih terpatri kala masih sangat pagi
Bunyi kaleng air sumur berkericik asik
Sesekali tumpahannya menggaung karena menabrak dinding sumur
Selepas itu bunyi adzan berkumandang maka Bapakpun beranjak sholat subuh
Setidaknya setelah 60-90 kaleng air memenuhi Jeding
Allahu Akbar takbirmu lirih, bisikanmu begitu tulus kepada Yang Esa
Kokok ayam memukul telinga saat itulah Pawon emakku mulai berasap
Bapak
Otot kulitmu yang kecoklatan bersibak keringat
Mengangkat keranjang reyot buatan paklik
Aku disisi kiri keranjang itu dengan nasi goreng buatan Emak serta sebongkah batu disisi kanan sebagai pemberat
Keduanya menekan pundakmu erat-erat
Masih kuingat nafas itu
Yang terengah-engah menyiratkan bebannya yang tak pernah keluar
Bapak
Tak henti engkau berikan tutur di setiap pagi agar aku sekolah dengan baik
Bapakmu ora sekolah, kowe dadio contoh kangge adek-adekmu
Di depan bara api masak pagi hari sembari meneguk kopi panas di pagi hari
Gaya itu tetap sama sepatu brog dengan kaos dan celana panjang dengan bau khas keringat sawah
Rokokmu tetaplah Suket Teki murah meriah katamu menghibur diri padahal aku tahu rupiah kita menipis bulan ini untuk SPPku dan adek-adek
Bapak
Baru kurasa bebanmu begitu berat
Makin hari serasa makin berat saja
Kepulan asap rokok cukup mewakilinya
Pelukmu mungkin sudah jarang kuterima namun lantunan doa darimu senantiasa kurasa datangnya
Setiap ucapmu yang syarat makna kurasa butuh waktu untuk bisa kuterima
Bisikmu kala itu di pinggir keramat Mangan belajar sing neriman sing penting iso ngaji iso sekolah
Amboi, bulir-bulir bening itu terjun dari mataku
Mengingat setiap sulit yang senantiasa menghimpit
Menggambarkan cela yang biasa Bapak terima
Atau beberapa kali sumpah serapah yang menyerang membabi buta
Dari saudara, dari keluarga dari tetangga atau dari orang lain datangnya
Bapak
Aku mematung saat itu karena tak tahu harus berbuat apa
Dayaku lumpuh
Otakku masih belum dibasuh
Sungguh ototkupun masih rapuh
Kini ketika aku telah beranjak dewasa kenapa pula engkau beranjak tua
Aku masih ingin memberimu tawa dan canda
Asap rokokmu dan bau keringatmulah rinduku
Ketika aku mulai mengerti hidup mengapa engkau masih menanggung beban saja
Harusnya aku saja
Bapak
Bolehkah sebentar saja
Kulontar saja tangisku
Jika saja bisa kuambil itu darimu
Beban yang senantiasa menghalangi langkahmu untuk maju
Aku ingin itu
Bapak
Maafkan anakmu yang masih membuatmu pilu
Senin, 03 Oktober 2022
Tujuan Pendidikan
Setelah mempelajari materi pada topik 1 Tujuan Pendidikan dalam materi sebelumnya saya mendapatkan banyak sekali refleksi gambaran khususnya tentang bagaimana sebaiknya saya mengajar. antara lain adalah :
Apa yang Anda rasakan sebagai murid?
Apa yang Anda pikirkan sebagai murid?
Perilaku apa yang Anda tunjukkan sebagai murid?
Kaitannya dengan 3 hal tersebut yang dapat saya simpulkan adalah bagaimana kita sebagai guru dapat memposisikan diri sebagai murid, atau bisa juga menghayati kebutuhan murid dalam belajar, hal tersebut dapat diartikan pula sebagai memanusiakan murid dan memahami murid sebagai subjek belajar bukan sebagai objek belajar. Karena dengan cara itulah murid akan merasa nyaman dalam belajar, tentunya jika murid sudah merasa nyaman maka proses belajar akan terlaksana dengan baik sehingga tercipta pembelajaran yang bermakna. Adapun tujuan dari belajar yang bermula dari bebera Miskonsepsi belajar diantaranya adalah :
JERIT TANGIS GURU HONORER
Guru adalah garda terdepan penyokong keberhasilan pendidikan di sebuah bangsa termasuk di Indonesia khususnya, terlepas apakah guru ters...