Sabang - Merauke konon katanya
tanah surga
Tanah kaya nan jaya
Kaya akan intan, kaya akan emas kaya akan hasil bumi
Bangsa ini kaya akan budaya
Negeri ini, oh betapa elok alamnya
Subur makmur sejak dulu kala
Siapa tak kenal Indonesia sejak dari Sriwijaya,
Majapahit, Demak Bintoro, Kesultanan Ternate, Tidore, Makasar dsb.
Tuhan menciptakan surga di bumi ini berjuluk Nusantara
Siapa taktakjub akan kelezatan makanannya,
Siapa hendak menyaingi kearifan penduduknya,
Siapa mampu mengimbangi ribuan seni tradisinya....
Ahhhhh, itu dulu mungkin
Ketika serakah belum banyak berulah
Ketika ego belum sempat mengembargo
Kala manusia sudah luput dari kodratnya
Memakan sesama
Membunuh sesama
Mematikan yang tak kuasa
Yang lemah semakin terengah
Yang kuat semakin laknat
Itu dulu, kala korupsi masih milik cendana
Itu dongeng ketika polisi masih kurus
Ketika pak Jaksa masih pernah Sembahyang di Mushola
Ketika pak guru Oemar Bakri masih mengayuh pit ontanya
Itu dulu sekali
Sampai akupun lupa, kapan itu
Bendera di halamanku sudah pudar warnanya
Seperti darah yang mengering
Seperti pak hakim yang sudah lupa akan hukum
Seperti pengayom yang sudah tak mengayomi
Atau analogikan saja seperti kacung yang memperkosa
majikannya
Amboi, ada hujan di bulan Agustus
Apakah ini pertanda sebagian lupa
Bahwa ada ribuan nyawa melayang demi Negeri ini
Atau memang sengaja terlupakan
Ataukah kisah pejuang kokang senjata sudah tak menarik
lagi
Tapi
Hati
Kami
Takkan berhenti
Mencintai
Negeri ini
Negeri dimana kami lahir, kami tumbuh, dan berkembang
Negeri dimana kami melihat dengan mata kepala sendiri
Ada anak lupa bundanya
Ada merah yang mulai tak merah
Ada semu kelabu di putih bendera
TAPI TETAP SAJA
JANGAN BERHENTI MENCINTAI
JANGAN BERHENTI MENGABDI
JANGAN BERHENTI BERHARAP
JANGAN BERHENTI BERDOA
DEMI REPUBLIK INDONESIA INI
Khubbul Wathan Minal Iman
Dirgahayu 75 tahun Indonesiaku