Basusena
Demikian seorang anak kusir Radea disebut, atau mungkin ia lebih kondang dengan julukan Radeaputra ( anak Radea ), banyak pula yang menyebutnya Raden Basukarna merupakan satu dari ratusan tokoh pewayangan dalamMahabarata yang sangat kontroversial.
Bagaimana tidak bahwa dalam sepak terjangnya Basukarna adalah satu diantara tiga tokoh yang paling bertangggung jawab atas terjadinya perang besar yang terjadi pada keluarga besar Bharata yang dalam hal ini adalah Pandawa dan Kurawa, tokoh lain yang bertanggung jawab atas terjadinya perang Baratayudha adalah Haryo Suman ( Patih Sengkuni ) yakni saudara dari ratu Gandari dan Guru Drona yang tidak lain adalah guru olah kanuragan dan kejiwaan kedua belah pihak ( Pandawa dan Kurawa ). Satu lagi tokoh yang paling berpengaruh terhadap terjadinya Bharatayudha Jayabinangun adalah Prabu Salya yang tidak lain adalah mertua Prabu Duryudana.
Pada kenyataan kehidupannya Adipati Karna adalah anak sulung Dewi Kunti yang notabene adalah Ibu dari Pandawa sehingga secara tidak langsung Adipati Karna adalah kakak kandung Pandawa, dikisahkan bahwasannya Karna adalah putra dewi kunti dengan Batara Surya karena ulahnya mempraktikkan aji Adityahredaya yaitu semacam kesaktian guna memanggil para dewa. Namun karena dengan tujuan membersihkan nama dewi kunti dari petaka mempunyai anak tanpa ayah.
Karna meskipun pada intinya adalah saudara kandung Pandawa namun dalam kenyataannya tetap berpihak pada Kurawa karena memegang sumpah setianya ketika ia dibela oleh pangeran Duryudana dalam adu kanuragan melawan raden Arjuna, yang pada akhirnya tidak ada seorangpun dapat menandingi kesaktian pangeran Arjuna terkecuali Raden Basukarna namun karena terus dihina dan dilecehkan oleh pihak Pandawa terutama raden Bimasena. Hal ini dilihat sebagai peluang oleh raden Duryudana sebagai bagian membentuk sekutu dan di tengah keramaian itu pula raden Basukarna diangkat menjadi raja Angga yakni kerajaan di dibawah kekuasaan Kurawa.Karnapun bersumpah akan membela Kurawa nantinya jika nantinya Bharata Yuda Jayabinangun memang terlaksana.
To Be Continued
0 komentar:
Posting Komentar
Monggo dikritik nggeh ???????