CATATAN KECIL YANG INGIN DIBAGIKAN KEPADA SESAMA

Blogroll

Senin, 01 November 2021

PERAN PGRI DI ERA MERDEKA BELAJAR DALAM BINGKAI GURU MENOLAK MENYERAH KARENA CORONA



Pendidikan merupakan hal yang sangat vital terutama bagi kemajuan sebuah bangsa, sejarah membuktikan bahwa prestasi sebuah negara dalam segala hal berawal dari kemajuan pendidikan itu negara itu sendiri. Sebut saja Jepang yang merupakan negara dengan seabrek prestasi berbasis teknologi mulai yang paling sederhana jam dinding, mobil mainan karya siswa SMP sampai dengan teknologi tinggi robotik maupun elektronik serta otomotif merupakan buah manis dari sistem pendidikan negara Jepang yang terkenal disiplin dan menekankan tanggung jawab terutama bagi siswa-siswinya. China yang merupakan negara dengan prestasi olahraga paling moncer di dunia hampir di semua cabang olahraga tentunya juga tidak lepas dari keberhasilan khususnya pendidikan olahraga sejak dini yang yang diberlakukan China. Saat ini Singapura yang merupakan dengan luas negara setara dengan luas wilayah provinsi DKI Jakarta menjelma menjadi negara dengan peringkat pertama pendidikan di tingkat ASEAN  serta peringkat pendidikan ke-21 secara global, sedangkan Indonesia menepati urutan ke-4 di tingkat ASEAN dan peringkat ke-70 tingkat global.

Terdapat 3 fungsi tugas guru menurut UU 24 tahun 2014 yakni guru sebagai pengajar, guru sebagai pendidik dan guru sebagai pemimpin, Kaitannya tugas guru sebagai pengajar merupakan kewajiban pokok seorang guru dalam hal ini adalah dalam upaya menyelenggarakan pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas kepada peserta didik dengan kata lain adalah olah piker peserta didik. Selain tugas guru sebagai pengajar tugas guru sebagai pendidik tidak kalah penting hal ini selaras bahwa keberhasilan guru dalam menyelenggarakan pendidikan adalah tumbuhnya pribadi yang berbudi luhur dan hal tersebut mengerucut pada proses mendidik perilaku peserta didik dalam kegiatan sehari-hari. Tugas guru sebagai pemimpin adalah dalam rangka menjadi panutan, pathokan perilaku baik siswa, warga sekolah maupun masyarakat terutama dalam menyikapi kebijakan yang diberlakukan oleh pemerintah, sampai saat ini masyarakat akan memandang bahwa seorang guru merupakan pribadi yang serba bisa hal ini bisa kita amati dalam kehidupan sehari-hari misalkan penjukan guru menjadi ketua RT, takmir masjid maupun mushola, permintaan tolong sebagai panitia pemilihan umum maupun terima sambutan kondangan perkawinan dan lain sebagainya.

Konsep merdeka belajar yang diperkenalkan oleh Menteri Pendidikan Nasional (Bapak Nadhiem Makarim) yang sering dipanggil Mas Menteri secara garis besar merombak sistem pendidikan dengan mengubah konsep Ujian Nasional yang selama ini dilakukan dengan Asesmen Kompetensi Minimal (AKM) dan survey lingkungan sekolah yang merupakan manifestasi dari  orientasi belajar berusat  pada peserta didik, Sebelumnya konsep belajar konvensional berpusat pada guru dan memposisikan guru sebagai sumber belajar tunggal hendaknya dirubah seiring dengan perkembangan kemajuan zaman karena sebetulnya dewasa ini banyak sekali sumber belajar yang dapat dimanfaatkan oleh peserta didik seperti internet melalui leptop, komputer, tablet, HP, TV Edukasi, surat kabar, majalah, youtube dsb. Hal ini sangat difasilitasi oleh kementerian pendidikan nasional misalnya melalui pembangunan website portal rumah belajar https://belajar.kemdikbud.go.id/ yang memberikan support khususnya dalam memberikan layanan terbaik pembelajaran bagi siswa. Di sisi lain dalam rangka mengembangkan kompetensi guru kementerian pendidikan menyelenggarakan berbagai macam diklat, workshop, pelatihan dan sebagainya yang dapat diikuti oleh guru misalkan melalui https://gurubelajardanberbagi.kemdikbud.go.id/ hal ini merupakan salah satu dampak positif khususnya dalam perkembangan teknologi dalam bidang pendidikan. PGRI sebagai organisasi keprofesian bagi guru ambil peran yang sangat besar dalam upaya mensukseskan program merdeka belajar yang digagas oleh Mas Menteri sebut saja dengan penyelenggaran berbagai macam diklat berbasis teknologi yang diselenggarakan oleh PGRI baik tingkat Nasional, wilayah maupun cabang.

Tantangan belajar khususnya bagi guru bertambah dengan adanya goncangan berat mulai akhir tahun 2019 dan awal 2020 yakni dengan munculnya pandemic covid 19 yang mengguncang seluruh dunia, guru saat itu hingga kini dihadapkan pada pilihan untuk mengubah metode belajar yang selama dilaksanakan dengan tatap muka dengan cara non tatap muka karena alasan keamanan. Meskipun banyak kekurangan khususnya dalam hal pembelajaran non tatap muka, di sisi lain muncul sisi positif yakni banyak inovasi yang dilakukan guru dalam rangka mengusahakan pembelajaran yang baik bagi peserta didik mulai dengan metode memaksimalkna group WA, maupun telegram, tatap muka maya semisal zoom, g-meet, office teams dll , pembuatan media belajar berbasis youtube maupun video pembelajaran lain, pembuatan kuis berbasis g-form, quiziss, office form dan sebagainya. Akibat dari kondisi tersebut maka pembelajaran berbasis Blended  Learning yang selama ini hanya dipakai oleh guru-guru muda secara berangsur-angsur beralih menjadi pilihan terbaik khususnya dalam penyelenggaran kegiatan belajar mengajar pada masa pandemi bagi semua usia guru. Selaras dengan kebijakan kementerian pendidikan tentang Merdeka Belajar dan tuntutan pembelajaran abad 21 PGRI selaku bagian takterpisahkan dari sejarah perjuangan guru di Indonesia turut memberikan andil besar khususnya dalam mengupayakan peningkatan kompetensi bagi guru baik PNS maupun Non PNS khususnya di masa pandemi diantaranya dengan :

1.    Penyelenggaraan berbagai macam pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi guru misalkan dengan penyelenggaraan pelatihan Google Workspace Education, Pelatihan Pembuatan Media Ajar berbasis Video, Canva, Quiziss, Office 365, mendongeng bagi guru TK dan PAUD dsb.

2.    Penyelenggaraan workshop secara daring khususnya bagi masyarakat, wali murid dalam mendukung pembelajaran di era daring di rumah merupakan wujud nyata usaha PGRI dalam mewujudkan konsep merdeka belajar.

3.    Sejalan dengan adanya rekruitmen tenaga guru dalam hal ini adalah P3K dan program sejuta guru dari kementerian Pendidikan nasional maka PGRI senantiasa mengawal program tersebut mulai dari awal sampai saat ini hal ini nyata terwujud dengan adanya afirmasi khususnya bagi guru dengan usia 35+, afirmasi  bagi usia 50+, dan afirmasi bagi guru pemegang serdik. Hal ini tentunya memberikan angin segar khususnya bagi guru-guru yang sekian lama mengabdi sebagai honorer di sekolah khususnya dalam meningkatkan kesejahteraannya.

4.    PGRI secara konsisten memberikan bantuan hukum khususnya bagi guru karena dewasa ini tidak sedikit guru yang harus berurusan dengan hukum sebut saja beberapa kasus kekerasan terhadap guru yang dilakukan baik oleh siswa maupun oleh wali murid dsb sehingga dalam menjalankan kewajiban dan tugasnya guru merasa terlindungi.

Terlepas dari peran PGRI di atas, masih banyak wujud nyata usaha PGRI dalam mendukung serta usaha memaksimalkan pendidikan di Indonesia, akhirnya dalam rangka Hari Guru Nasional (HGN 2021) tagar #GuruMenolakMenyerahkarenaCorona hendaknya bisa memberikan spirit tersendiri bagi guru dalam mengupayakan pelayanan Pendidikan yang maksimal bagi peserta didik meskipun dalam kondisi pandemic dengan segala keterbatasan yang ada, Selamat Hari Guru nasional 2021 “Bangkit Guruku, Maju Negeriku, Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh”

Share:

JERIT TANGIS GURU HONORER

  Guru adalah garda terdepan penyokong keberhasilan pendidikan di sebuah bangsa termasuk di Indonesia khususnya,   terlepas apakah guru ters...

Blogger news

BTemplates.com

Diberdayakan oleh Blogger.

Cari Blog Ini

Blog Archive

Pages

Pages - Menu

Pages